kado dari Persija Jakarta untuk Ulang Tahun Kota Bandung...
Bambang 20 Pamungkas is the best..
semoga menjadi kado terindah yang diterima oleh para viking dan bobotoh..
Persija Jakarta selamanya sampai mati..
The Jaaakkkkkmaaaannnniiiiiiiiiiaaaaaaaaaaaaaaaa....
Persija
Sabtu, 19 Maret 2011
Minggu, 13 Maret 2011
Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu, sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar, Bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti ia telah bertanggung jawab atas bannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggung jawabannya, Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C itulah kadar pertanggung jawabannya.
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keselarasan, antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan.
Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawabitu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakat.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
4. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar, Bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti ia telah bertanggung jawab atas bannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggung jawabannya, Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C itulah kadar pertanggung jawabannya.
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keselarasan, antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan.
Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawabitu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakat.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
4. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia dan Kegelisahan
Kehidupan manusia sekarang ini semakin maju, didukung dengan teknologi yang semakin memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas dan kehidupannya sehari-hari. Gerak manusia semakin cepat, setiap aktivitas yang dikerjakan dikontrol oleh agenda yang senantiasa dibawa serta, mereka merasa selalu diburu waktu seakan waktu 24 jam sehari tidaklah cukup. Kehidupan seakan berjalan seperti rutinitas yang senantiasa harus dilakukan untuk mencapai 'tujuan hidup', tanpa menyampingkan hal lain, seperti kesehatan dan kebutuhan spiritual, hanya terfokus pada pekerjaan dengan dipenuhi oleh pikiran kesenangan yang akan didapat di masa yang akan datang.
Di balik itu semua, secara jujur, maukah Anda mengakui bahwa Anda merasa gelisah? Apakah kadang Anda merasa takut dan susah hati menjalani hidup yang itu-itu saja? Kalau jawabannya 'ya', jangan khawatir, karena itu adalah hal yang wajar dialami oleh manusia bahkan mungkin sampai saat kematian menghampirinya.
Kegelisahan dan kesedihan merupakan suatu kejahatan kembar yang datang beriringan dan bergandengan. Mereka hidup bersama-sama di dunia ini. Jika Anda gelisah, maka Anda akan merasa susah dan sedih, begitu pun sebaliknya. Kadangkala kita berupaya untuk menghindari mereka, lari dari kenyataan, tetapi tetap saja mereka akan senantiasa hadir dalam diri kita. Kejahatan kembar ini bukan untuk dihindari, tetapi bukan berarti kita membiarkan mereka untuk mengalahkan kita. Kita harus mengatasi mereka dengan usaha kita sendiri, dengan kemantapan hati dan kesabaran, dengan pengertian benar dan kebijaksanaan.
Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih.
Sang Buddha bersabda, "Di mana pun rasa ketakutan muncul, ia hanya akan muncul pada orang yang bodoh, tidak pada orang yang bijaksana." Ketakutan tidaklah lebih dari keadaan pikiran yang dapat menjadi subyek untuk mengendalikan dan memimpin, penyalahgunaan pikiranlah yang menghasilkan ketakutan, penggunaan yang benar akan mewujudkan harapan dan cita-cita dan dalam hal ini pikiran sepenuhnya tergantung pada diri kira sendiri.
Ada pepatah yang berbunyi, "Alam telah menganugerahi manusia untuk dapat mengendalikan seluruh isinya, kecuali satu hal, yaitu pikiran." Kenyataan ini diperkuat dengan kenyataan tambahan bahwa segala sesuatu yang diciptakan manusia dimulai dalam bentuk pikiran, hal ini menuntun kita untuk menyadari bahwa ketakutan dapat diatasi. Rasa ketakutan, kegelisahan, dan kecemasan yang tidak berlebihan merupakan naluri alamiah untuk menjaga diri, tetapi jika berlebihan akan menjadi musuh bagi manusia itu sendiri.
Seorang ahli anatomi terkemuka dari Inggris suatu ketika ditanya oleh muridnya tentang obat terbaik untuk mengatasi ketakutan, dan jawabnya adalah, "Cobalah untuk mengerjakan sesuatu untuk orang lain." Murid tersebut merasa heran atas jawaban yang diberikan, kemudian sang guru meneruskan, "Anda tidak dapat memiliki dua pikiran yang berlawanan pada waktu yang sama, salah satu pikiran akan mengusir pikiran yang lain. Jika suatu saat pikiran sedang terpusat untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan apa pun, maka rasa ketakutan tidak akan muncul di dalam pikiran pada waktu yang sama."
Hal-hal berikut bisa kita sadari dan mungkin dilakukan untuk melatih pikiran kita agar kita tidak memberikan kesempatan kepada kejahatan kembar untuk menumpangi pikiran kita:
- Jangan bertentangan dengan hukum alam.
Hiduplah sesuai dengan hukum alam, mengikuti jalan kehidupan yang benar dan melakukan jasa-jasa dan kebaikan. Mungkin Anda adalah manusia modern yang sangat sibuk, tetapi sisihkanlah waktu Anda walaupun sedikit untuk membaca buku-buku yang bernilai. Kebiasaan ini akan memungkinkan Anda untuk melupakan kecemasan dan mengembangkan batin. Jangan lupa bahwa Anda juga merupakan makhluk beragama, sisihkan waktu untuk menunaikan kewajiban agama, seperti membaca parita suci.
- Kenalilah lingkunganmu.
Kita tidak dapat menyelami kehidupan orang lain yang sesungguhnya, seperti mengerti kehidupan orang lain yang tingkat sosial ekonominya berbeda dengan kita. Jika kita sehat, kita tidak dapat mengetahui bagaimana rasanya sakit atau cacat. Kurangnya pengalaman seperti itu membuat rasa toleransi kita kurang karena toleransi lahir hanya dari pengertian, sedangkan pengertian tidak dapat timbul tanpa adanya pengalaman. Karena itu, mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin dari semua segi kehidupan merupakan hal yang baik dan menyadari bahwa kita tidak selalu hidup dalam keadaan mewah.
- Ketidakbahagiaan manusia.
Sang Buddha mengajarkan bahwa ketidakbahgiaan datang dari keinginan yang rendah, egois, hanya mempedulikan diri sendiri, dan jika tidak terpenuhi, maka akan menyebabkan kesusahan dan kegelisahan. Cara untuk menghindari kegelisahan itu adalah dengan menyingkirkan semua keinginan rendah yang menyebabkannya. Sesungguhnya kita bukan menikmati kesenangan tetapi dikuasai oleh kesenangan itu.
- Waktu akan menyelesaikan masalah.
Apa pun kesulitan kita, bagaimanapun beratnya, semuanya dapat diselesaikan oleh berlangsungnya waktu. Sadarilah bahwa kesulitan itu ada akhirnya, jangan menyita waktu kita hanya untuk memikirkan masalah yang berlarut-larut, lebih baik memikirkan hal lain yang lebih bermanfaat.
- Kebahagiaan dan materialisme.
Kebahagiaan tidak dapat dipenuhi hanya dengan materi, kekayaan tidak dapat dibawa serta ketika kita mati. Hal ini bukan berarti seseorang tidak boleh mencari kekayaan, tetapi jangan melekat padanya dan carilah dengan cara yang benar, jangan dengan berjudi atau menindas orang lain. Sang Buddha bersabda, "Diberkatilah mereka yang mencari nafkah tanpa merugikan orang lain."
- Kendalikan pikiran.
Pikiran manusia sangat mempengaruhi badan jasmaninya. Jika pikiran dibiarkan berfungsi tidak benar, maka pikiran tersebut dapat menyebabkan sakit pada tubuhnya, dan besar kegunaan yang dihasilkannya bila pikiran dipusatkan pada hal-hal yang benar yang berujung pada keseimbangan dan ketenangan. Sang Buddha bersabda, "Tidak ada musuh dapat mencelakakan seseorang sampai separah yang disebabkan oleh pikiran yang jahat, kejam, membenci, dan iri hati."
- Bertindaklah bijaksana.
Manusia seharusnya menyadari bilamana ia sedang lemah, atau bila ia cukup berani untuk menghadapi ketakutan, besar hati dan keras hati di dalam mempertahankan kejujuran, tetapi bersikap rendah hati dan lemah lembut di dalam kemenangan.
- Kerendahan hati.
Kerendahan hati merupakan ciri dari orang yang berbudi dan patokan untuk mempelajari perbedaan antara yang ada dan yang belum terjadi. Sang Buddha sendiri memulai kepemimpinannya dengan membuang atribut kebangsawanannya dan dalam pengungkapan atau perumpamaan yang seringkali beliau katakan tidak pernah bernada sombong.
- Jangan menyia-nyiakan waktu.
Dengan menyia-nyiakan waktu, Anda akan merugikan bukan hanya diri sendiri tetapi juga orang lain, karena waktu yang Anda miliki sama banyaknya dengan waktu yang dimiliki oleh orang lain.
- Kesabaran dan toleransi.
Bersabarlah terhadap segala sesuatunya. Kemarahan akan menuntun seseorang menuju rimba yang tidak memiliki jalan setapak untuk dilalui. Kata-kata kasar bagaikan anak panah yang ditarik dari busurnya, tidak akan dapat ditarik kembali. Tanamkan sikap toleransi karena toleransi membantu menghindari keputusan yang dibuat dengan terburu-buru.
-Balaslah kejahatan dengan kebaikan.
Jangan berpandangan sempit bahwa Anda hanya dapat belajar sesuatu dari orang yang baik pada Anda, tetapi ada banyak hal yang dapat dipelajari juga dari musuh-musuh Anda. Musuh tidak akan dapat dihindari apabila kejahatan yang mereka perbuat kita balas dengan kejahatan lagi, karena jika berbuat demikian, maka makin banyak musuh yang datang. Cara yang paling baik adalah dengan memancarkan cinta kasih dan kemurahan hati kepada mereka, jika Anda merasa bahwa Anda-lah yang bersalah jangan ragu untuk meminta maaf kepadanya, niscaya pertentangan tidak akan berlanjut.
- Memiliki cinta kasih.
Jagalah diri agar senantiasa penuh dengan simpatik, ramah, dan cinta kasih yang tulus tanpa mengharapkan balasan apapun walaupun ketika teman atau orang yang Anda cintai tidak mengacuhkan kebaikan Anda. Seseorang seharusnya tidak boleh bergantung pada orang lain untuk kebahagiaannya. "Ia yang mengharapkan kepuasan dari orang lain adalah lebih hina daripada seorang pengemis yang berlutut dan menangis untuk memohon sepotong roti demi kelangsungan hidupnya."
- Menghindari makanan dan minuman yang memabukkan.
Alkohol, obat bius, ekstasi, ganja, dan lain sebagainya hanya mengakibatkan lemahnya kesadaran dan merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagai makhluk hidup, kita harus dapat melatih pengendalian diri kita dan membedakan antara yang baik dan yang jahat.
- Uruslah urusanmu sendiri.
Sang Buddha bersabda, "Janganlah engkau memperhatikan kesalahan orang lain dan hal-hal yang dikerjakan maupun yang tidak dikerjakan oleh orang lain, karena engkau sendiri juga mempunyai kewajibanmu sendiri yang dilaksanakan maupun dilalaikan." Selain itu, Beliau juga bersabda, "Ia yang senantiasa mengamati kesalahan orang lain dan senantiasa lekas marah, maka kekotoran batinnya akan bertambah, ia akan jauh dari penghancuran kekotoran batin." Janganlah berhenti berbuat baik hanya karena dikritik, justru itu merupakan kesempatan baik untuk menemukan kelemahan yang tidak dapat ditemukan sendiri. Sebaliknya jika ingin mengkritik orang lain, lakukanlah dengan benar, jangan menambah musuh hanya karena mengkritik orang lain. "Tak pernah ada dan tidak akan pernah ada, sekarang pun tidak, bahwa seseorang terus-menerus dicela sepenuhnya, atau terus-menerus dipuji."
- Jangan cemas.
Rahasia kebahagiaan dan keberhasilan hidup terletak pada pelaksanaan apa yang patut untuk dilaksanakan sekarang, bukan mengkhawatirkan yang telah lalu dan yang akan datang. Jangan cemas hanya karena memikirkan masa depan dan jangan habiskan waktu hanya untuk menyesali hal yang telah berlalu.
- Tonggak keberhasilan.
Kegagalan merupakan tonggak keberhasilan, belajar dari kegagalan akan menuntun kita ke arah keberhasilan, dengan kegagalan membuat kita mudah menghargai kemenangan.
- Akhir yang damai.
Orang seringkali mengkhawatirkan kematian, padahal kematian bukanlah hal yang luar biasa untuk ditakuti, perasaan takut mati bersarang di dalam pikiran kita. Kemelekatan pada kehidupan di atas bumi merangsang ketidakwajaran dan ketakutan akan kematian. Ia akan hidup dalam ketakutan bahwa penyakit atau kecelakaan akan menghabisi hidupnya. Tidak ada orang yang dapat hidup bahagia dalam badai ketakutan seperti ini. Hal ini dapat diatasi dengan melupakan keakuan dalam memberikan pelayanan kepada orang lain dan mengembangkan cinta kasih. Laksanakan kewajiban dan tugas selama hidup dan hadapilah kematian dengan gagah berani dan penuh kedamaian, maka suatu saat Anda akan dapat mencapai keadaan tanpa kematian dan kebahagiaan nan abadi.
Jika kita senantiasa belajar bagaimana membahagiakan orang lain dan hanya mengisi pikiran dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, maka kita akan selalu berada dalam suasana hati dan pikiran yang tentram dan bahagia. Hal ini disebabkan karena pikiran tidak mengizinkan kegelisahan, kesedihan, dan ketakutan menguasai kita, dan akhirnya bukan tidak mungkin jika kebahagiaan sejati dapat tercapai.
Di balik itu semua, secara jujur, maukah Anda mengakui bahwa Anda merasa gelisah? Apakah kadang Anda merasa takut dan susah hati menjalani hidup yang itu-itu saja? Kalau jawabannya 'ya', jangan khawatir, karena itu adalah hal yang wajar dialami oleh manusia bahkan mungkin sampai saat kematian menghampirinya.
Kegelisahan dan kesedihan merupakan suatu kejahatan kembar yang datang beriringan dan bergandengan. Mereka hidup bersama-sama di dunia ini. Jika Anda gelisah, maka Anda akan merasa susah dan sedih, begitu pun sebaliknya. Kadangkala kita berupaya untuk menghindari mereka, lari dari kenyataan, tetapi tetap saja mereka akan senantiasa hadir dalam diri kita. Kejahatan kembar ini bukan untuk dihindari, tetapi bukan berarti kita membiarkan mereka untuk mengalahkan kita. Kita harus mengatasi mereka dengan usaha kita sendiri, dengan kemantapan hati dan kesabaran, dengan pengertian benar dan kebijaksanaan.
Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih.
Sang Buddha bersabda, "Di mana pun rasa ketakutan muncul, ia hanya akan muncul pada orang yang bodoh, tidak pada orang yang bijaksana." Ketakutan tidaklah lebih dari keadaan pikiran yang dapat menjadi subyek untuk mengendalikan dan memimpin, penyalahgunaan pikiranlah yang menghasilkan ketakutan, penggunaan yang benar akan mewujudkan harapan dan cita-cita dan dalam hal ini pikiran sepenuhnya tergantung pada diri kira sendiri.
Ada pepatah yang berbunyi, "Alam telah menganugerahi manusia untuk dapat mengendalikan seluruh isinya, kecuali satu hal, yaitu pikiran." Kenyataan ini diperkuat dengan kenyataan tambahan bahwa segala sesuatu yang diciptakan manusia dimulai dalam bentuk pikiran, hal ini menuntun kita untuk menyadari bahwa ketakutan dapat diatasi. Rasa ketakutan, kegelisahan, dan kecemasan yang tidak berlebihan merupakan naluri alamiah untuk menjaga diri, tetapi jika berlebihan akan menjadi musuh bagi manusia itu sendiri.
Seorang ahli anatomi terkemuka dari Inggris suatu ketika ditanya oleh muridnya tentang obat terbaik untuk mengatasi ketakutan, dan jawabnya adalah, "Cobalah untuk mengerjakan sesuatu untuk orang lain." Murid tersebut merasa heran atas jawaban yang diberikan, kemudian sang guru meneruskan, "Anda tidak dapat memiliki dua pikiran yang berlawanan pada waktu yang sama, salah satu pikiran akan mengusir pikiran yang lain. Jika suatu saat pikiran sedang terpusat untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan apa pun, maka rasa ketakutan tidak akan muncul di dalam pikiran pada waktu yang sama."
Hal-hal berikut bisa kita sadari dan mungkin dilakukan untuk melatih pikiran kita agar kita tidak memberikan kesempatan kepada kejahatan kembar untuk menumpangi pikiran kita:
- Jangan bertentangan dengan hukum alam.
Hiduplah sesuai dengan hukum alam, mengikuti jalan kehidupan yang benar dan melakukan jasa-jasa dan kebaikan. Mungkin Anda adalah manusia modern yang sangat sibuk, tetapi sisihkanlah waktu Anda walaupun sedikit untuk membaca buku-buku yang bernilai. Kebiasaan ini akan memungkinkan Anda untuk melupakan kecemasan dan mengembangkan batin. Jangan lupa bahwa Anda juga merupakan makhluk beragama, sisihkan waktu untuk menunaikan kewajiban agama, seperti membaca parita suci.
- Kenalilah lingkunganmu.
Kita tidak dapat menyelami kehidupan orang lain yang sesungguhnya, seperti mengerti kehidupan orang lain yang tingkat sosial ekonominya berbeda dengan kita. Jika kita sehat, kita tidak dapat mengetahui bagaimana rasanya sakit atau cacat. Kurangnya pengalaman seperti itu membuat rasa toleransi kita kurang karena toleransi lahir hanya dari pengertian, sedangkan pengertian tidak dapat timbul tanpa adanya pengalaman. Karena itu, mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin dari semua segi kehidupan merupakan hal yang baik dan menyadari bahwa kita tidak selalu hidup dalam keadaan mewah.
- Ketidakbahagiaan manusia.
Sang Buddha mengajarkan bahwa ketidakbahgiaan datang dari keinginan yang rendah, egois, hanya mempedulikan diri sendiri, dan jika tidak terpenuhi, maka akan menyebabkan kesusahan dan kegelisahan. Cara untuk menghindari kegelisahan itu adalah dengan menyingkirkan semua keinginan rendah yang menyebabkannya. Sesungguhnya kita bukan menikmati kesenangan tetapi dikuasai oleh kesenangan itu.
- Waktu akan menyelesaikan masalah.
Apa pun kesulitan kita, bagaimanapun beratnya, semuanya dapat diselesaikan oleh berlangsungnya waktu. Sadarilah bahwa kesulitan itu ada akhirnya, jangan menyita waktu kita hanya untuk memikirkan masalah yang berlarut-larut, lebih baik memikirkan hal lain yang lebih bermanfaat.
- Kebahagiaan dan materialisme.
Kebahagiaan tidak dapat dipenuhi hanya dengan materi, kekayaan tidak dapat dibawa serta ketika kita mati. Hal ini bukan berarti seseorang tidak boleh mencari kekayaan, tetapi jangan melekat padanya dan carilah dengan cara yang benar, jangan dengan berjudi atau menindas orang lain. Sang Buddha bersabda, "Diberkatilah mereka yang mencari nafkah tanpa merugikan orang lain."
- Kendalikan pikiran.
Pikiran manusia sangat mempengaruhi badan jasmaninya. Jika pikiran dibiarkan berfungsi tidak benar, maka pikiran tersebut dapat menyebabkan sakit pada tubuhnya, dan besar kegunaan yang dihasilkannya bila pikiran dipusatkan pada hal-hal yang benar yang berujung pada keseimbangan dan ketenangan. Sang Buddha bersabda, "Tidak ada musuh dapat mencelakakan seseorang sampai separah yang disebabkan oleh pikiran yang jahat, kejam, membenci, dan iri hati."
- Bertindaklah bijaksana.
Manusia seharusnya menyadari bilamana ia sedang lemah, atau bila ia cukup berani untuk menghadapi ketakutan, besar hati dan keras hati di dalam mempertahankan kejujuran, tetapi bersikap rendah hati dan lemah lembut di dalam kemenangan.
- Kerendahan hati.
Kerendahan hati merupakan ciri dari orang yang berbudi dan patokan untuk mempelajari perbedaan antara yang ada dan yang belum terjadi. Sang Buddha sendiri memulai kepemimpinannya dengan membuang atribut kebangsawanannya dan dalam pengungkapan atau perumpamaan yang seringkali beliau katakan tidak pernah bernada sombong.
- Jangan menyia-nyiakan waktu.
Dengan menyia-nyiakan waktu, Anda akan merugikan bukan hanya diri sendiri tetapi juga orang lain, karena waktu yang Anda miliki sama banyaknya dengan waktu yang dimiliki oleh orang lain.
- Kesabaran dan toleransi.
Bersabarlah terhadap segala sesuatunya. Kemarahan akan menuntun seseorang menuju rimba yang tidak memiliki jalan setapak untuk dilalui. Kata-kata kasar bagaikan anak panah yang ditarik dari busurnya, tidak akan dapat ditarik kembali. Tanamkan sikap toleransi karena toleransi membantu menghindari keputusan yang dibuat dengan terburu-buru.
-Balaslah kejahatan dengan kebaikan.
Jangan berpandangan sempit bahwa Anda hanya dapat belajar sesuatu dari orang yang baik pada Anda, tetapi ada banyak hal yang dapat dipelajari juga dari musuh-musuh Anda. Musuh tidak akan dapat dihindari apabila kejahatan yang mereka perbuat kita balas dengan kejahatan lagi, karena jika berbuat demikian, maka makin banyak musuh yang datang. Cara yang paling baik adalah dengan memancarkan cinta kasih dan kemurahan hati kepada mereka, jika Anda merasa bahwa Anda-lah yang bersalah jangan ragu untuk meminta maaf kepadanya, niscaya pertentangan tidak akan berlanjut.
- Memiliki cinta kasih.
Jagalah diri agar senantiasa penuh dengan simpatik, ramah, dan cinta kasih yang tulus tanpa mengharapkan balasan apapun walaupun ketika teman atau orang yang Anda cintai tidak mengacuhkan kebaikan Anda. Seseorang seharusnya tidak boleh bergantung pada orang lain untuk kebahagiaannya. "Ia yang mengharapkan kepuasan dari orang lain adalah lebih hina daripada seorang pengemis yang berlutut dan menangis untuk memohon sepotong roti demi kelangsungan hidupnya."
- Menghindari makanan dan minuman yang memabukkan.
Alkohol, obat bius, ekstasi, ganja, dan lain sebagainya hanya mengakibatkan lemahnya kesadaran dan merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagai makhluk hidup, kita harus dapat melatih pengendalian diri kita dan membedakan antara yang baik dan yang jahat.
- Uruslah urusanmu sendiri.
Sang Buddha bersabda, "Janganlah engkau memperhatikan kesalahan orang lain dan hal-hal yang dikerjakan maupun yang tidak dikerjakan oleh orang lain, karena engkau sendiri juga mempunyai kewajibanmu sendiri yang dilaksanakan maupun dilalaikan." Selain itu, Beliau juga bersabda, "Ia yang senantiasa mengamati kesalahan orang lain dan senantiasa lekas marah, maka kekotoran batinnya akan bertambah, ia akan jauh dari penghancuran kekotoran batin." Janganlah berhenti berbuat baik hanya karena dikritik, justru itu merupakan kesempatan baik untuk menemukan kelemahan yang tidak dapat ditemukan sendiri. Sebaliknya jika ingin mengkritik orang lain, lakukanlah dengan benar, jangan menambah musuh hanya karena mengkritik orang lain. "Tak pernah ada dan tidak akan pernah ada, sekarang pun tidak, bahwa seseorang terus-menerus dicela sepenuhnya, atau terus-menerus dipuji."
- Jangan cemas.
Rahasia kebahagiaan dan keberhasilan hidup terletak pada pelaksanaan apa yang patut untuk dilaksanakan sekarang, bukan mengkhawatirkan yang telah lalu dan yang akan datang. Jangan cemas hanya karena memikirkan masa depan dan jangan habiskan waktu hanya untuk menyesali hal yang telah berlalu.
- Tonggak keberhasilan.
Kegagalan merupakan tonggak keberhasilan, belajar dari kegagalan akan menuntun kita ke arah keberhasilan, dengan kegagalan membuat kita mudah menghargai kemenangan.
- Akhir yang damai.
Orang seringkali mengkhawatirkan kematian, padahal kematian bukanlah hal yang luar biasa untuk ditakuti, perasaan takut mati bersarang di dalam pikiran kita. Kemelekatan pada kehidupan di atas bumi merangsang ketidakwajaran dan ketakutan akan kematian. Ia akan hidup dalam ketakutan bahwa penyakit atau kecelakaan akan menghabisi hidupnya. Tidak ada orang yang dapat hidup bahagia dalam badai ketakutan seperti ini. Hal ini dapat diatasi dengan melupakan keakuan dalam memberikan pelayanan kepada orang lain dan mengembangkan cinta kasih. Laksanakan kewajiban dan tugas selama hidup dan hadapilah kematian dengan gagah berani dan penuh kedamaian, maka suatu saat Anda akan dapat mencapai keadaan tanpa kematian dan kebahagiaan nan abadi.
Jika kita senantiasa belajar bagaimana membahagiakan orang lain dan hanya mengisi pikiran dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, maka kita akan selalu berada dalam suasana hati dan pikiran yang tentram dan bahagia. Hal ini disebabkan karena pikiran tidak mengizinkan kegelisahan, kesedihan, dan ketakutan menguasai kita, dan akhirnya bukan tidak mungkin jika kebahagiaan sejati dapat tercapai.
Manusia dan Penderitaan
Sakit, patah hati, jatuh, dll adalah merupakan hal yang sering dialami manusia. Hal – hal itu adalah suatu penderitaan yang pernah dirasakan oleh manusia. Tidak ada satu manusia yang tidak pernah merasakan penderitaan. Pasti semua orang pernah merasakan penderitaan walau ia tidak tahu rasanya penderitaan itu seperti apa dan kapan.
Seorang tokoh agama dan masyarakat serta pejabat pernah merasakan penderitaan. Kita jangan pernah menyesali penderitaan yang pernah kita alami. Karena dengan penderitaan itu kita masih diingatkan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk tidak selalu sombong. Dengan penderitaan itu kita juga masih disayang dengan Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang menganggap kalau dia tidak pernah merasakan penderitaan mungkin ia akan sedih jika tahu kalau dia merupakan orang yang belum disayang oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi kita harus selalu bersyukur dengan apa yang kita terima, baik itu kesenangan atau kesusahan, baik cobaan atau anugerah. Karena dengan itu kita akan selalu disayang dan diingatkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
AMIIIIEEENNNNN…
Seorang tokoh agama dan masyarakat serta pejabat pernah merasakan penderitaan. Kita jangan pernah menyesali penderitaan yang pernah kita alami. Karena dengan penderitaan itu kita masih diingatkan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk tidak selalu sombong. Dengan penderitaan itu kita juga masih disayang dengan Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang menganggap kalau dia tidak pernah merasakan penderitaan mungkin ia akan sedih jika tahu kalau dia merupakan orang yang belum disayang oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi kita harus selalu bersyukur dengan apa yang kita terima, baik itu kesenangan atau kesusahan, baik cobaan atau anugerah. Karena dengan itu kita akan selalu disayang dan diingatkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
AMIIIIEEENNNNN…
Manusia dan Harapan
Harapan asal kata dari harap yang menurut pengertian saya adalah sesuatu yang diinginkan atau didambakan, diidamkan. Jadi harapan adalah hal yang sangat diinginkan atau didambakan oleh semua insan. Harapan itu sendiri adalah sesuatu yang belum tercapai tapi kita sudah sangat ingin mendapatkannya. Karenanya kita jangan terlalu banyak memiliki harapan.
Mungkin kita sebelum mempunyai harapan harus juga melihat situasi serta kondisi kita sendiri. Itu supaya kita bisa menentukan apa dahulu yang kita harapkan agar bisa sesuai dengan situasi dan kondisi kita. Jika kita mempunyai harapan yang besar tetapi kita tidak sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu akan sangat percuma sesuatu yang kita harapkan itu tercapai.
Kita boleh mempunyai harapan tapi jangan terlalu banyak. Sedikit harapan akan sangat berguna untuk kita. Dan jangan terlalu besar harapan kita ingin, karena akan sangat sedih jika tak tercapai.
“JANGAN TERLALU MEMILIKI HARAPAN YANG BANYAK DAN TINGGI, KARENA JIKA TIDAK TERCAPAI SEMUA KITA AKAN JATUH DAN KECEWA SENDIRI”
Mungkin kita sebelum mempunyai harapan harus juga melihat situasi serta kondisi kita sendiri. Itu supaya kita bisa menentukan apa dahulu yang kita harapkan agar bisa sesuai dengan situasi dan kondisi kita. Jika kita mempunyai harapan yang besar tetapi kita tidak sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu akan sangat percuma sesuatu yang kita harapkan itu tercapai.
Kita boleh mempunyai harapan tapi jangan terlalu banyak. Sedikit harapan akan sangat berguna untuk kita. Dan jangan terlalu besar harapan kita ingin, karena akan sangat sedih jika tak tercapai.
“JANGAN TERLALU MEMILIKI HARAPAN YANG BANYAK DAN TINGGI, KARENA JIKA TIDAK TERCAPAI SEMUA KITA AKAN JATUH DAN KECEWA SENDIRI”
Manusia dan Pandangan Hidup
Dalam kehidupan ini kita pasti mempunyai tujuan atau arah untuk kita bertahan, bersosialisasi dengan individu, kelompok atau golongan. Apabila kita tidak mempunyai arah atau tujuan tersebut kita tidak akan bisa menjadi seperti apa yang orang lain rasakan. Maksud dari arah atau tujuan tersebut adalah pandangan hidup kita.
Setiap manusia belum pasti sama pandangan hidup mereka. Itu dikarenakan manusia sangat ingin menjadi yang terbaik seperti apa yang ia inginkan dengan berbagai cara yang menurut mereka benar. Tetapi terkadang mereka sering salah mengartikan cara yang mereka ambil. Contohnya hal yang menurut sebagian besar orang itu merupakan hal yang salah, tetapi menurut pandangan dia itu merupakan yang benar atau wajar.
Maka dari itu kita sebagai makhluk yang mempunyai akal pikiran hendaknya memiliki pandangan hidup sebagai acuan kita ke depan nantinya ingin seperti apa atau bagaimana, tapi jangan sampai kita salah menentukan pandangan hidup kita dengan menggunakan cara yang salah karena akan sangat merugikan diri kita sendiri.
Setiap manusia belum pasti sama pandangan hidup mereka. Itu dikarenakan manusia sangat ingin menjadi yang terbaik seperti apa yang ia inginkan dengan berbagai cara yang menurut mereka benar. Tetapi terkadang mereka sering salah mengartikan cara yang mereka ambil. Contohnya hal yang menurut sebagian besar orang itu merupakan hal yang salah, tetapi menurut pandangan dia itu merupakan yang benar atau wajar.
Maka dari itu kita sebagai makhluk yang mempunyai akal pikiran hendaknya memiliki pandangan hidup sebagai acuan kita ke depan nantinya ingin seperti apa atau bagaimana, tapi jangan sampai kita salah menentukan pandangan hidup kita dengan menggunakan cara yang salah karena akan sangat merugikan diri kita sendiri.
Manusia dan Keadilan
Keadilan merupakan kata dari adil yang berarti seimbang, sama rata dan tidak membedakan. Keadilan dibutuhkan setiap manusia di dalam kehidupan bermasyarakat, karena keadilan sangat penting untuk semua manusia. Jika setiap manusia tidak dapat bersikap dengan adil maka akan terjadi kesenjangan diantara individu atau kelompok.
Sebagai contoh sebuah keadilan adalah seorang hakim yang memutuskan hukuman seorang penjahat, ia selalu melihat seberapa pantas atau berat hukuman untuk penjahat tersebut dengan perbuatan yang telah diperbuatnya. Jika tidak sesuai dengan perbuatannya maka hakim itu tidak mempunyai rasa keadilan. Dan hakim tersebut akan di protes oleh orang banyak.
Maka dari itu kita dalam melakukan tindakan harus melihat juga apa sesuai keputusan yang kita ambil dengan perbuatan yang kita akan lakukan nanti. Agar tidak terjadi masalah.
“BERSIKAP ADIL ITU SANGAT SULIT, KARENA AKAN BANYAK SEKALI GODAAN YANG DATANG”
Sebagai contoh sebuah keadilan adalah seorang hakim yang memutuskan hukuman seorang penjahat, ia selalu melihat seberapa pantas atau berat hukuman untuk penjahat tersebut dengan perbuatan yang telah diperbuatnya. Jika tidak sesuai dengan perbuatannya maka hakim itu tidak mempunyai rasa keadilan. Dan hakim tersebut akan di protes oleh orang banyak.
Maka dari itu kita dalam melakukan tindakan harus melihat juga apa sesuai keputusan yang kita ambil dengan perbuatan yang kita akan lakukan nanti. Agar tidak terjadi masalah.
“BERSIKAP ADIL ITU SANGAT SULIT, KARENA AKAN BANYAK SEKALI GODAAN YANG DATANG”
Rabu, 02 Maret 2011
Kekerasan Dalam Pacaran
Dalam kehidupan di dunia, manusia sangat menginginkan cinta serta kasih sayang dari pasangannya. Cinta dan kasih sayang itu dapat berbentuk apa saja, asal cinta dan kasih sayang yang diberikan itu ikhlas dari seseorang yang kita sayangi. Jangan sampai dalam berhubungan dengan orang yang kita sayangi terdapat suatu ketidakpercayaan serta kekerasan yang dilakukan oleh pasangan kita.
Ikatan yang sudah terjalin dengan pasangan kita hendaknya selalu kita bina dengan hal – hal yang positif dengan selalu percaya apa yang dilakukan oleh pasangan kita dalam kegiatan sehari – harinya. Kita juga harus bisa menerima kekurangan pasangan kita dengan cara apapun. Tapi jangan menerima kekurangan atau perbuatan pasangan kita yang sudah membuat perasaan kita sendiri menjadi tersiksa, dan kita harus bisa merubah pasangan kita kembali menjadi seseorang yang baik seperti yang diinginkan kita apapun itu caranya.
Hidup akan terasa indah jika kita berhubungan dengan pasangan kita dengan ikhlas, jujur, dan saling percaya. Karena cinta akan sangat berarti sekali untuk diri sendiri sebagai motivasi menjalani kehidupan ini. Tapi kita jangan terjatuh karena masalah cinta.
Ikatan yang sudah terjalin dengan pasangan kita hendaknya selalu kita bina dengan hal – hal yang positif dengan selalu percaya apa yang dilakukan oleh pasangan kita dalam kegiatan sehari – harinya. Kita juga harus bisa menerima kekurangan pasangan kita dengan cara apapun. Tapi jangan menerima kekurangan atau perbuatan pasangan kita yang sudah membuat perasaan kita sendiri menjadi tersiksa, dan kita harus bisa merubah pasangan kita kembali menjadi seseorang yang baik seperti yang diinginkan kita apapun itu caranya.
Hidup akan terasa indah jika kita berhubungan dengan pasangan kita dengan ikhlas, jujur, dan saling percaya. Karena cinta akan sangat berarti sekali untuk diri sendiri sebagai motivasi menjalani kehidupan ini. Tapi kita jangan terjatuh karena masalah cinta.
Langganan:
Postingan (Atom)